Hanya Cerita: Saya Membeli Mie Ayam

 


Ini hari saya berasa gedek pada diri saya sendiri. Ini ceritanya, tadi siang saya berasa lapar sampai ingin sekali makan masakan padang favorite saya di warung padang favorite saya . Eh ndilalah justru ujung-ujungnya saya membeli mie ayam.

Menyembuhkan Mata Ayam Berbusa

2 hari ini rasanya saya tidak sedang dalam skema makan yang sehat. Dalam periode waktu 48 jam ini saya telah 2 kali sarapan mie instant, 1 kali makan siang dengan mie instant serta 1 kali makan siang mie ayam dengan cara sadar. Tentunya ini bukanlah hal yang baik buat kesehatan saya, tetapi ini karena tidak ada yang memasak di rumah, sebab keluarga saya sedang keluar kota. Cuma saya sendiri ditinggal di dalam rumah.


Sebelum saya masuk fakta beli mie ayam siang tadi, sebetulnya saya telah mewanti-wanti diri kita supaya beli makanan yang ada nasi serta lauk pauknya supaya tidak sakit di perut. Selanjutnya saya gas motor Honda Vario 150 hitam saya untuk ke warung nasi padang berlangganan saya, waktu itu saya lagi ingin konsumsi makanan padang.


Waktu melalui jalanan dekat Indomaret perumahan MCG, saya pernah melirik gerobak mie ayam, tetapi tentunya saya tidak menggubris karena sudah janji tidak makan mie lagi ditambah telah jemu makan mie terus-terusan, perasaan saya waktu itu.


Tetapi saat saya telah 1/2 perjalanan, mendadak ada pemikiran "Wah kok rasanya mie ayam ditambah ceker ayam bertambah enak dikonsumsi siang-siang semacam ini." Saat itu, saya langsung banting stir kembali pada gerobak mie ayam depan indomaret yang pernah saya lirik barusan. Aneh memang, disepersekian detik saya langsung beralih ketetapan.


Di muka Indomaret ada dua gerobak mie ayam berjualan: yang pertama ialah gerobak mie ayam berwarna hijau yang tetap ramai konsumen serta ke-2 gerobak mie ayam warna biru yang sedikit konsumen. Itu yang tetap saya melihat serta amat-amati sejauh ini.


Tetapi saya putuskan beli mie ayam pada gerobak berwarna biru, tidak seperti umumnya saya tetap beli mie ayam pada gerobak hijau. Sempat saya beli di sini, tetapi sejauh daya ingat saya, rasa-rasanya telah dua tahun kemarin.


Saat saya santap-santap mie ayam, saat itu juga ada pemikiran kenapa saya mendadak beli mie ayam yang semula telah tidak wanti-wanti supaya tidak makan mie lagi. Kembali lagi saya pikirkan hal tersebut serta pada akhirnya mendapatkan jawaban yang cocok untuk pertanyaan itu.


Saya pikirkan, Allah tentu mengendalikan rejeki orang secara demikian rupa, dengan ide yang sulit dipahami oleh manusia.


Jika saya pikir-pikir lagi, penjual mie ayam ini ialah seorang ibu yang baik dengan cara pribadi. Mukanya pancarkan sinar seperti orang saleh yang dapat membuat orang senang padanya. Serta bertepatan saya ketahui suami beliau adalah salah satunya orang terpandang yang religius.


Postingan populer dari blog ini

The reporter, that earlier operated in typical sporting activities media,

Pembuat Peti Mati

The Satisfied Information Reopening Prepares for August